|
Temuan-temuan seorang ahli zologi telah memandu para insinyur
yang membangun jaringan-jaringan rumit seperti World Wide Web dan
jejaring kisi-kisi listrik ke arah baru: lumba-lumba.
David Lusseau dari Universitas Otago memelajari suatu kelompok yang terdiri
atas 64 lumba-lumba hidung botol selama rentang masa tujuh tahun. (1) Ia menemukan
di antara mereka adanya suatu tatanan sosial yang mirip dengan yang ada pada
manusia dan jaringan buatan manusia. Telaah matematis Lusseau diterbitkan dalam
jurnal Proceedings of the Royal Society.(2) ![]()
Banyak jaringan rumit, termasuk masyarakat manusia, memiliki ciri-ciri yang
memungkinkan pertukaran cepat informasi di kalangan anggotanya.
Kajian oleh peneliti Selandia Baru ini menunjukkan bahwa masyarakat binatang
juga tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan penerusan informasi secara
cepat dan efisien. Makhluk-makhluk berumur panjang seperti gorila, kijang,
gajah, dan lumba-lumba hidung botol bergantung pada lingkungan mereka dalam
penyampaian informasi.
Dalam pengamatan-pengamatannya, Lusseau memusatkan diri pada anggota-anggota
kawanan yang lebih sering tampak bersama. Ia menyadari bahwa kelompok ini
terdiri sebagian besar atas betina-betina dewasa, dan mereka berfungsi sebagai
pusat-pusat penyampaian informasi bagi masyarakatnya.
Untuk mengukur aliran informasi dalam sebuah sistem, cukuplah dengan melihat
pada titik-titik pusat yang dilalui aliran informasi itu dan menghitung jumlah
unsur yang diperlukan dalam perjalanan itu dari titik pangkal hingga titik
ujung. Lusseau menggunakan teknik pengukuran ini, yang disebut dengan
“diameter”. Ketika hasil-hasil yang diperolehnya menggunakan cara ini
dibandingkan dengan data yang diungkapkan oleh Internet, ia mendapati dirinya
berhadapan dengan kenyataan yang menakjubkan.
Lamanya penyampaian informasi bertambah ketika sejumlah
besar titik yang membentuk hubungan-hubungan pada Internet dibuang. Ketika
hanya 2% simpul dengan kaitan terbanyak pada Internet dikeluarkan dari sistem,
diperlukan dua kali jauhnya untuk berjalan dari satu unsur ke unsur lainnya.
Akan tetapi, di kalangan lumba-lumba, keadaannya berbeda.
Lusseau memantau lumba-lumba menggunakan tanda-tanda pada sirip-sirip
punggung dan mengamati bahwa ketika anggota-anggota yang bertindak sebagai pusat
komunikasi meninggalkan kelompoknya, masyarakat lumba-lumba menunjukkan daya
tahan yang besar. Kepaduan masyarakat lumba-lumba tidak terpengaruh oleh
ketiadaan anggota-anggota kunci. Daya tahan ini memungkinkan masyarakat
lumba-lumba tetap terus berada dalam keadaan sehat bahkan jika sepertiga
anggotanya hilang.
Sang peneliti menyatakan bahwa berkat sistem ini, jaringan dapat tetap
bertahan bahkan di hadapan bencana kematian. Lebih lagi, ia berpendapat bahwa
sifat-sifat ini dapat diterapkan pada jaringan buatan manusia seperti World
Wide Web.
Sebagaimana kita lihat, ada penataan pada lumba-lumba yang terlindung lebih
baik daripada jaringan komunikasi yang membangun Internet dan berfungsi lebih
ampuh pada saat simpul-simpul utama tercerabut. Adanya ciri seperti itu pada
lumba-lumba berarti bahwa aneka syarat mesti diperhitungkan. Misalnya, beberapa
tahap, seperti menghitung beban yang akan ditimpakan pada titik-titik hubungan
dalam rangka menata Internet dan menaksir di awal bagaimana keseluruhan jaringan
akan terpengaruh jika titik-titik itu tercerabut dari sistem, dilakukan oleh
para insinyur jaringan dan ini membuat informasi berjalan dalam sistem seefisien
mungkin. Keberadaan para insinyur yang menghitung dan menata aliran informasi
pada Internet menunjukkan adanya kecerdasan unggul yang mengatur jaringan
informasi pada lumba-lumba dan banyak mahluk hidup lain sejenisnya di alam.
Tidak dapat diragukan bahwa kecerdasan unggul ini adalah Allah yang Mahatahu,
Mahakuasa.
Penciptaan jaringan informasi pada lumba-lumba ini adalah perwujudan dari
namaNya yang Maha Pengasih. Kasih Allah diwujudkan dalam jaringan informasi ini
sebagaimana berikut:
Cara makhluk-makhluk hidup seperti lumba-lumba, yang tinggal dalam perairan
terbuka dan dekat dengan permukaan, berperilaku sebagai satu kelompok amatlah
penting. Gaya hidup ini memberikan keuntungan dalam hal bersiaga terhadap
pemangsa, maupun ketika berburu. Berkat arus informasi yang sinambung di
kalangan betina-betina dewasa di dalam kelompok, anggota-anggota lain dipasok
dengan informasi tentang kedudukan mangsa dan pemangsa, yang akibatnya kelompok
ini dibantu dalam berperilaku secara padu. Jika aliran informasi pada
lumba-lumba ini menjadi timpang karena kehilangan satu lumba-lumba yang
diakibatkan oleh pemangsa, maka larinya lumba-lumba lain akan tidak berarti, dan
anggota-anggota yang tak berpeluang berkomunikasi akan terpaksa menyebar dan
akhirnya menjadi santapan pemangsa-pemangsa lainnya. Akan tetapi, jaringan
informasi yang diciptakan pada lumba-lumba oleh Allah tidak terputus pada
saat-saat seperti itu, dan membuat para anggota kawanan bertahan hidup dengan
menjaga kepaduan kelompok.
Allah mewahyukan hal berikut ini dalam salah satu ayat Al Qur'an:
“Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS Asy Syu'araa, 26:9)
|
Blog ini berisikan pengetahuan atau wawasan seputar tentang agama islam dan juga pengalaman pribadi penulis dalam kehidupan sehari-hari dan penulis kaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an
Selasa, 06 Oktober 2015
NILAI PERSAHABATAN
Suatu hari,
Nabiyullah Isa AS melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya
berbekal tiga potong roti. Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua
beristirahat.
"Bawa roti
itu kemari," kata Nabi Isa AS kepada temannya.
Lelaki itu
memberikan dua potong roti.
"Mana yang
sepotong lagi?" tanya nabi Isa.
"Aku tidak
tahu."
Setelah
masing-masing makan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan
hingga sampai ke tepi laut. Nabiyullah Isa menggelar sajadahnya di atas laut,
mereka berdua lalu berlayar ke seberang.
"Demi Allah
yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan
sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya."Aku tidak
tahu."
Mereka kemudian
melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka melihat seekor kijang. Setelah
dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri beliau. Beliau lalu menyembelih,
memanggang dan memakannya. Sehabis makan, Nabi Isa berkata kepada tulang-tulang
kijang, "Berkumpullah kamu." Tulang-tulang itu pun berkumpul. Beliau
lalu berkata, "Dengan izin Allah, jadilah kalian seperti semula."
Tulang-tulang itu segera bangkit dan berubah menjadi kijang."Demi Allah
yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan
sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa
AS."Aku tidak tahu,"
jawab temannya.
Nabiyullah Isa
bersama temannya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah
tempat. Mereka duduk beristirahat. Nabiyullah Isa memungut tiga bongkahan batu.
"Dengan
izin Allah, jadilah emas," kata Nabi Isa
AS.
Batu itu pun
segera berubah menjadi emas.
"Ini
untukku, yang ini untukmu dan yang satu lagi untuk orang yang telah makan
sepotong roti itu," kata Nabiyullah Isa:
"Akulah
yang telah makan roti itu," kata temannya.
"Ambillah
semua emas ini, aku tak mau berteman dengan pendusta," kata beliau sambil
meninggalkan temannya.
Lelaki tadi lalu
duduk di dekat emasnya. Ia tidak mampu membawa ketiga-tiganya, tetapi juga
tidak rela meninggalkan sebagian darinya. Ketika ia sedang memikirkan cara
membawa ketiga bongkahan emas itu, datanglah dua orang lelaki. Melihat
keindahan emas itu, timbul keinginan di hati kedua orang itu untuk memilikinya.
"Kalian
tidak pantas mengambil milikku dan kalian sama sekali tidak akan mendapatkan
bagian," kata pemilik emas.
Melihat mereka
berdua hendak membunuhnya, ia segera berkata, "Emas ini kita bagi saja,
satu untukku dan sisanya untuk kalian berdua."Mereka pun rela dengan
pembagian itu.
"Ambillah
secuil dari bongkahan emas ini, pergilah beli makanan," kata pendatang
kepada pemilik emas.
Setelah
mengambil secuil emas, ia lalu pergi membeli makanan untuk mereka bertiga.
"Untuk apa
aku membagi emas itu dengan mereka berdua, emas itu kan milikku," pikir si pemilik emas.
Timbullah niat untuk meracuni makanan.
"Jika
mereka berdua mati, emas itu akan jatuh ke tanganku lagi," pikir si
pemilik emas.
Ia lalu membeli
racun yang paling ganas, siapa pun yang memakannya pasti akan mati seketika.
Racun itu lalu ia taburkan di atas makanan mereka.
Kedua pendatang
tadi juga mempunyai rencana, "Mengapa kita harus memberi dia. Jika telah
kembali, kita bunuh saja dia. Emas itu semua akan menjadi menjadi milik kita
berdua."
Mereka berdua
kemudian membunuh si pemilik emas. Dan dengan perasaan senang karena mendapat
emas lebih banyak, kedua lelaki itu kemudian menyantap dengan lahap makanan
yang baru saja dibeli.
Beberapa tahun
kemudian Nabi Isa bersama kaumnya melewati tempat itu. Mereka melihat tiga
bongkahan emas dan tiga kerangka manusia.
"Lihatlah
bagaimana dunia memperlakukan mereka," kata Nabi Isa AS kepada kaumnya.
Beliau kemudian
berdiri di depan emas dan berkata, "Jadilah seperti asalmu." Emas itu
pun kembali menjadi batu.
Mudahan kita bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut. AMIIN..
Langganan:
Komentar (Atom)

Lamanya penyampaian informasi bertambah ketika sejumlah
besar titik yang membentuk hubungan-hubungan pada Internet dibuang. Ketika
hanya 2% simpul dengan kaitan terbanyak pada Internet dikeluarkan dari sistem,
diperlukan dua kali jauhnya untuk berjalan dari satu unsur ke unsur lainnya.
Akan tetapi, di kalangan lumba-lumba, keadaannya berbeda.