Bertafakur Di Depan Anak Didik
Oleh : Eri Rizaldi
“Yang
Paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik. dan rekreasi yang paling indah
adalah mengajar. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan,
terkadang hati teruji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa di antara
satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga”. (K.H Maimun
Zubair)
Sebelum
penulis menjadi pendidik di SMP Al Izhar School, penulis pernah mengajar di SD
IT Babul huda Pasir Putih dan PDTA Amal Ikhlas Karya Indah. Untuk pengalaman
mengajar di SD IT Babul Huda sudah 1 tahun dan untuk PDTA 2 tahun, Namun penulis memutuskan untuk
melaksanakan sunnah Nabi Muhammad yaitu menikah dan ingin dekat dengan orangtua
dan lebih ingin berbakti lagi dengan membantu mereka, dan resign dari tempat
mengajar. Karena jarak dari tempat mengajar dari rumah cukup jauh, menempuh
waktu 1 jam 30 menit. Ketika sudah menikah penulis sempat menganggur dan
melamar ke sekolah-sekolah yang dekat dari rumah. Begitu banyak yang melamar,
ingin mencari pekerjaan yang lain selain mengajar, namun penulis berfikir
mengajar bukan hanya sebuah pekerjaan tapi adalah sebuah profesi yang
dilaksanakan dengan panggilan hati. Mengajar sekaligus mendidik adalah sebuah
profesi yang mulia dan menjadi ladang amal kebaikan.
Berusaha
memasukkan lamaran ke sekolah-sekolah yang terdekat di kota pekanbaru, dan
qadarullah diterimalah penulis di Al Izhar School ini. Penulis merasa ada yang
kurang dalam diri ini yakni pengalaman mengajar dan mendidik yang masih minim,
ilmu yang masih kurang. Karena mengajar dan mendidik di SMP dan SD tidaklah
sama, karena anak didik memiliki kepribadian yang berbeda dan metode harus sesuai
dengan karakter anak didik. Terlebih lagi dalam mengajar Pendidikan Agama Islam
perlu dengan metode yang tepat dan bervariasi agar pembelajaran menarik,
sehingga anak didik bukan hanya sekedar paham melainkan berkesan di dalam hati
mereka. Urgensi dari pembelajaran agama
Islam itu sendiri adalah adanya kesan dan implementasi dalam kehidupan
sehari-hari. Karena agama islam ini bukan hanya sekedar pelajaran yang
dipelajari di sekolah melainkan ilmu yang mesti di pelajari dan diterapkan
dimanapun, kapanpun dalam segala aspek kehidupan manusia.
Penulis
di amanahkan mengajar dan mendidik kelas 8 dan kelas 9, merupakan tantangan
yang sangat luarbiasa, karena menurut hemat penulis pada usia ini masa dimana
anak didik sudah aqil baligh atau masa pubertas awal. Begitu banyak permasalahan dalam usia ini,
penulis ingin meningkatkan kemampuan diri dengan mempelajari buku terkait
perkembangan peserta didik dan juga mempelajari lingkungan yang ada di sekitar
baik itu dengan rekan majlis guru, anak didik, staf yayasan, security dan
cleaning service yang dalam lingkup yayasan Daar En Niswah. Karena setiap yang
ada di lingkungan sekolah adalah bagian unsur yang menunjang pendidikan. oleh
karena itu harus di pelajari bagi seorang pendidik.
Hari
pertama masuk di kelas, kegiatan yang dilaksanakan adalah perkenalan dengan anak didik. Ketika penulis memperkenalkan diri. Penulis
memberikan pertanyaan motivasi. pertanyaannya yaitu, siapa ilmuan yang hebat
dalam ilmu kedokteran dan ilmu agama ? dan siapa ilmuan yang hebat dalam bidang
sosial dan ilmu agama ? ada salah seorang anak didik menjawab:” ilmuan itu adalah
Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun”. Penulis memberikan penguatan (reinforcement) verbal
berupa “ bagus jawabanya benar” kepada
anak didik yang menjawabnya agar mereka semangat dan lebih termotivasi lagi.
Menurut hemat penulis pujian adalah sebuah kekuatan yang bisa mendorong siswa semangat
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, karena memberikan pujian adalah salah
satu keterampilan pendidik dalam proses pembelajaran apakah pujian itu berupa
verbal berupa kata-kata positif dari pendidik apabila siswa bisa menjawab
pertanyaan dan pujian non verbal berupa gestur, gerak isyarat. Penulis menjelaskan
itulah nama-nama ilmuan yang digunakan untuk nama kelas-kelas ananda. Kita
harus mencintai dan mempelajari ilmu
pengetahuan umum maupun agama seperti Ibnu sina dan Ibnu Khaldun. Karena ilmu pengetahuan
umum dan agama itu penting. Kalau paham ilmu agama namun tidak mengetahui ilmu pengetahuan
umum ustadz takut ananda ketinggalan zaman, kalau ananda hanya paham ilmu pengetahuan
umum dan tidak mengetahui ilmu agama, ustadz takut ananda akan menjadi orang yang
ateis (orang yang tidak bertuhan) dan orang yang sekuler (memisahkan kehidupan
dengan agama) agama hanya dipelajari di sekolah namun tidak ananda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari Itulah kurikulum yang berintegrasi perpaduan ilmu
umum dan ilmu agama.
Ungkapan
ini sering kita dengar “Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia,
maka hendaknya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan)
akhirat hendaklah dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan)
keduanya maka hendaknya dengan ilmu” (Manaqib Assyafi’i 2/139) Ketika ananda mempelajari mata pelajaran
biologi ananda seharusnya bisa berfikir dan mencari di Al-Qur’an bagaimana
proses terjadinya manusia Q.S. Al-Mu’minum : 12-14 [23] dan mata pelajaran
lainnya.
Saat
sudah mulai pembelajaran efektif di sekolah, penulis masuk di kelas 9 Hasan Al
Banna. penulis kembali memberikan motivasi kepada anak didik agar selalu
semangat dalam belajar karena sesuai dengan bab 1 ananda tentang optimis,
ikhtiar dan tawakal. Setelah ananda belajar materi ini ananda harus
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada juga anak didik yang masih
kurang semangat dan kurang fokus dalam pembelajaran, dan hal tersebutlah
tantangan bagi penulis untuk menyampaikan materi dengan metode yang bervariasi.
Dan
pernah ketika mengajar di kelas, materi tentang beriman pada hari akhir, ada
salah seorang anak didik yang menangis. Penulis menayangkan power point
ilustrasi kiamat besar dengan menggunakan metode amtsal. anak didik tersebut
menangis dan ia mengatakan : “ustadz saya tidak ingin hari akhir atau kiamat
datangnya cepat, amal saya belum banyak”. Penulis melihat anak didik tersebut ada rasa
cemas, namun di situlah peran penulis. Menjelaskan dan memotivasinya, insya
Allah kita semua masuk surga Allah dan dimatikan sebelum datangnya hari kiamat.
karena hari kiamat hanya Allah yang tau dan selalu lah berbuat baik dimanapun.
Jikalau ananda tidak menemukan ustadz di surga tolong cari ustadz. Karena
ananda yang shaleh shaleha bisa memberikan syafaat ketika di akhirat. Apalagi
kita mempelajari pelajaran agama pada hari ini. dan ini sebagai ladang kebaikan
bagi kita. Kita tidak tau amal apa yang memasukkan diri kita ke surga nya
Allah. Dan ananda belajar materi hari ini tentang kiamat, dan kita semuanya
takut. Itu tandanya Ananda masih beriman dan takut kepada Allah sehingga materi
hari ini memberikan kesadaran kepada kita agar
menyiapkan amal kebaikan yang lebih banyak. Anak didik tersebut
tersenyum lebar dan kembali semangat dalam pembelajaran agama islam untuk
seterusnya.
Sekarang
sudah hampir tahun ke 3 penulis mengajar dan mendidik di SMP Al Izhar School
ini dan begitu banyak pengalaman yang luarbiasa yang penulis alami ketika
mengajar yang tidak dapat di tuliskan dalam tulisan ini. Terakhir di bulan
oktober tahun 2021, penulis pernah menyampaikan materi yang sangat penting dipelajari
oleh anak didik ketika beranjak baligh, dan materi ini penulis jelaskan pada
kelas 9. Materi tersebut adalah “ Mandi Janabah” atau mandi wajib dan ternyata ananda kelas 9 tersebut masih
banyak yang belum tau tentang rukun mandi dan sebab-sebab mandi janabah.
Padahal syarat diterima nya ibadah dan sahnya adalah ketika kita membersihkan
hadats kecil dan hadats besar. Menurut
hemat penulis penyampaian materi ini bukan hanya tugas seorang guru Pendidikan
Agama Islam Saja melainkan kewajiban kita bagi semua pendidik dan ilmu ini akan
mereka gunakan sampai mereka dewasa dan sudah berkeluarga, dan tentunya menjadi
amal yang mengalir bagi kita semua di akhir hayat kelak.
Wallahu a’lam bish shawabi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar