Senin, 01 November 2021

Bertafakur Di Depan Anak Didik



Bertafakur Di Depan Anak Didik

Oleh : Eri Rizaldi

“Yang Paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik. dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya. Namun hadirkanlah gambaran bahwa di antara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga”. (K.H Maimun Zubair)

 

Sebelum penulis menjadi pendidik di SMP Al Izhar School, penulis pernah mengajar di SD IT Babul huda Pasir Putih dan PDTA Amal Ikhlas Karya Indah. Untuk pengalaman mengajar di SD IT Babul Huda sudah 1 tahun dan untuk PDTA  2 tahun, Namun penulis memutuskan untuk melaksanakan sunnah Nabi Muhammad yaitu menikah dan ingin dekat dengan orangtua dan lebih ingin berbakti lagi dengan membantu mereka, dan resign dari tempat mengajar. Karena jarak dari tempat mengajar dari rumah cukup jauh, menempuh waktu 1 jam 30 menit. Ketika sudah menikah penulis sempat menganggur dan melamar ke sekolah-sekolah yang dekat dari rumah. Begitu banyak yang melamar, ingin mencari pekerjaan yang lain selain mengajar, namun penulis berfikir mengajar bukan hanya sebuah pekerjaan tapi adalah sebuah profesi yang dilaksanakan dengan panggilan hati. Mengajar sekaligus mendidik adalah sebuah profesi yang mulia dan menjadi ladang amal kebaikan.

Berusaha memasukkan lamaran ke sekolah-sekolah yang terdekat di kota pekanbaru, dan qadarullah diterimalah penulis di Al Izhar School ini. Penulis merasa ada yang kurang dalam diri ini yakni pengalaman mengajar dan mendidik yang masih minim, ilmu yang masih kurang. Karena mengajar dan mendidik di SMP dan SD tidaklah sama, karena anak didik memiliki kepribadian yang berbeda dan metode harus sesuai dengan karakter anak didik. Terlebih lagi dalam mengajar Pendidikan Agama Islam perlu dengan metode yang tepat dan bervariasi agar pembelajaran menarik, sehingga anak didik bukan hanya sekedar paham melainkan berkesan di dalam hati mereka. Urgensi  dari pembelajaran agama Islam itu sendiri adalah adanya kesan dan implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Karena agama islam ini bukan hanya sekedar pelajaran yang dipelajari di sekolah melainkan ilmu yang mesti di pelajari dan diterapkan dimanapun, kapanpun dalam segala aspek kehidupan manusia.

Penulis di amanahkan mengajar dan mendidik kelas 8 dan kelas 9, merupakan tantangan yang sangat luarbiasa, karena menurut hemat penulis pada usia ini masa dimana anak didik sudah aqil baligh atau masa pubertas awal.  Begitu banyak permasalahan dalam usia ini, penulis ingin meningkatkan kemampuan diri dengan mempelajari buku terkait perkembangan peserta didik dan juga mempelajari lingkungan yang ada di sekitar baik itu dengan rekan majlis guru, anak didik, staf yayasan, security dan cleaning service yang dalam lingkup yayasan Daar En Niswah. Karena setiap yang ada di lingkungan sekolah adalah bagian unsur yang menunjang pendidikan. oleh karena itu harus di pelajari bagi seorang pendidik.

Hari pertama masuk di kelas, kegiatan yang dilaksanakan adalah  perkenalan dengan anak didik. Ketika  penulis memperkenalkan diri. Penulis memberikan pertanyaan motivasi. pertanyaannya yaitu, siapa ilmuan yang hebat dalam ilmu kedokteran dan ilmu agama ? dan siapa ilmuan yang hebat dalam bidang sosial dan ilmu agama ? ada salah seorang anak didik menjawab:” ilmuan itu adalah Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun”. Penulis memberikan penguatan (reinforcement) verbal berupa “ bagus jawabanya benar”  kepada anak didik yang menjawabnya agar mereka semangat dan lebih termotivasi lagi. Menurut hemat penulis pujian adalah sebuah kekuatan yang bisa mendorong siswa semangat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, karena memberikan pujian adalah salah satu keterampilan pendidik dalam proses pembelajaran apakah pujian itu berupa verbal berupa kata-kata positif dari pendidik apabila siswa bisa menjawab pertanyaan dan pujian non verbal berupa gestur, gerak isyarat. Penulis menjelaskan itulah nama-nama ilmuan yang digunakan untuk nama kelas-kelas ananda. Kita harus mencintai dan mempelajari  ilmu pengetahuan umum maupun agama seperti Ibnu sina dan Ibnu Khaldun. Karena ilmu pengetahuan umum dan agama itu penting. Kalau paham ilmu agama namun tidak mengetahui ilmu pengetahuan umum ustadz takut ananda ketinggalan zaman, kalau ananda hanya paham ilmu pengetahuan umum dan tidak mengetahui ilmu agama, ustadz takut ananda akan menjadi orang yang ateis (orang yang tidak bertuhan) dan orang yang sekuler (memisahkan kehidupan dengan agama) agama hanya dipelajari di sekolah namun tidak ananda terapkan dalam kehidupan sehari-hari Itulah kurikulum yang berintegrasi perpaduan ilmu umum dan ilmu agama.

Ungkapan ini sering kita dengar “Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat hendaklah dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) keduanya maka hendaknya dengan ilmu” (Manaqib Assyafi’i 2/139)  Ketika ananda mempelajari mata pelajaran biologi ananda seharusnya bisa berfikir dan mencari di Al-Qur’an bagaimana proses terjadinya manusia Q.S. Al-Mu’minum : 12-14 [23] dan mata pelajaran lainnya.

Saat sudah mulai pembelajaran efektif di sekolah, penulis masuk di kelas 9 Hasan Al Banna. penulis kembali memberikan motivasi kepada anak didik agar selalu semangat dalam belajar karena sesuai dengan bab 1 ananda tentang optimis, ikhtiar dan tawakal. Setelah ananda belajar materi ini ananda harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada juga anak didik yang masih kurang semangat dan kurang fokus dalam pembelajaran, dan hal tersebutlah tantangan bagi penulis untuk menyampaikan materi dengan metode yang bervariasi.

Dan pernah ketika mengajar di kelas, materi tentang beriman pada hari akhir, ada salah seorang anak didik yang menangis. Penulis menayangkan power point ilustrasi kiamat besar dengan menggunakan metode amtsal. anak didik tersebut menangis dan ia mengatakan : “ustadz saya tidak ingin hari akhir atau kiamat datangnya cepat, amal saya belum banyak”.  Penulis melihat anak didik tersebut ada rasa cemas, namun di situlah peran penulis. Menjelaskan dan memotivasinya, insya Allah kita semua masuk surga Allah dan dimatikan sebelum datangnya hari kiamat. karena hari kiamat hanya Allah yang tau dan selalu lah berbuat baik dimanapun. Jikalau ananda tidak menemukan ustadz di surga tolong cari ustadz. Karena ananda yang shaleh shaleha bisa memberikan syafaat ketika di akhirat. Apalagi kita mempelajari pelajaran agama pada hari ini. dan ini sebagai ladang kebaikan bagi kita. Kita tidak tau amal apa yang memasukkan diri kita ke surga nya Allah. Dan ananda belajar materi hari ini tentang kiamat, dan kita semuanya takut. Itu tandanya Ananda masih beriman dan takut kepada Allah sehingga materi hari ini memberikan kesadaran kepada kita agar  menyiapkan amal kebaikan yang lebih banyak. Anak didik tersebut tersenyum lebar dan kembali semangat dalam pembelajaran agama islam untuk seterusnya.

Sekarang sudah hampir tahun ke 3 penulis mengajar dan mendidik di SMP Al Izhar School ini dan begitu banyak pengalaman yang luarbiasa yang penulis alami ketika mengajar yang tidak dapat di tuliskan dalam tulisan ini. Terakhir di bulan oktober tahun 2021, penulis pernah menyampaikan materi yang sangat penting dipelajari oleh anak didik ketika beranjak baligh, dan materi ini penulis jelaskan pada kelas 9. Materi tersebut adalah “ Mandi Janabah” atau mandi wajib  dan ternyata ananda kelas 9 tersebut masih banyak yang belum tau tentang rukun mandi dan sebab-sebab mandi janabah. Padahal syarat diterima nya ibadah dan sahnya adalah ketika kita membersihkan hadats kecil dan hadats besar.  Menurut hemat penulis penyampaian materi ini bukan hanya tugas seorang guru Pendidikan Agama Islam Saja melainkan kewajiban kita bagi semua pendidik dan ilmu ini akan mereka gunakan sampai mereka dewasa dan sudah berkeluarga, dan tentunya menjadi amal yang mengalir bagi kita semua di akhir hayat kelak.

 Wallahu a’lam bish shawabi

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar