4 Nasihat Imam Hasan Al Bashri
Imam Hasan Al Bashri
pernah ditanya.
“Wahai imam bagaimana caranya supaya bisa hidup tenang, tentram di muka bumi dan bahagia di akhirat?”
“Wahai imam bagaimana caranya supaya bisa hidup tenang, tentram di muka bumi dan bahagia di akhirat?”
Syeikh Hasan Al Bashri
menjawab
“Pertama, Aku mengetahui bahwa rezeki itu sudah ditentukan Allah, maka tidak ada yang bisa mengambilnya.”
Jangan gelisah, jangan pernah khawatir, tetaplah berusaha dan serahkan hasilnya kepada Allah. Karena rezeki sudah dijamin oleh Allah bagi setiap makhluknya. Firman Allah :
“Pertama, Aku mengetahui bahwa rezeki itu sudah ditentukan Allah, maka tidak ada yang bisa mengambilnya.”
Jangan gelisah, jangan pernah khawatir, tetaplah berusaha dan serahkan hasilnya kepada Allah. Karena rezeki sudah dijamin oleh Allah bagi setiap makhluknya. Firman Allah :
1. Rezeki yang telah
dijamin
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى
اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lohmahfuz). (Q.S . Hud : 11 Ayat 6)
2.
Rezeki karena usaha
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya. (Q.S An-Najm : 53 Ayat 39)
3.
Rezeki karena bersyukur
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim : 14 Ayat 7)
4.
Rezeki Tak terduga
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ
جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. (Q.S . At Thalaq : 65 Ayat 3 )
5.
Rezeki Karena Istighfar
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّارًايُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
“Mohonlah ampunan
(Beristigfar) kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun (10) Niscaya Dia akan
menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu (11)”. (QS. Nuh: 71 ayat 10-11)
6. Rezeki Karena Menikah
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ
مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Q.S
An-Nuur : 24 ayat 32 )
7.
Rezeki karena anak
وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ
نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.(Q.S .
Al-Isra’ : 17 ayat 31)
8.
Rezeki karena sedekah
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا
حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah
akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan
Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.(Q.S Albaqarah : 2 Ayat 245)
“Kedua,
Aku mengetahui amalku tidak ada yang melakukannya selain aku, oleh karena
itu aku akan selalu berusaha untuk mengerjakan amalku sendiri.”
Contohnya amalan wajib. Tidak ada seorang anak sholat untuk ayah saya, saya puasa ramadhan untuk suami saya. Allah tidak akan terima jika ayahnya masih ada atau suaminya masih ada. Amal itu Allah tentukan untuk kita masing-masing.Jangan merasa tenang jika belum mengerjakan amal yang wajib. Karena kita yang akan mempertanggungjawabkan diri kita sendiri.
Contohnya amalan wajib. Tidak ada seorang anak sholat untuk ayah saya, saya puasa ramadhan untuk suami saya. Allah tidak akan terima jika ayahnya masih ada atau suaminya masih ada. Amal itu Allah tentukan untuk kita masing-masing.Jangan merasa tenang jika belum mengerjakan amal yang wajib. Karena kita yang akan mempertanggungjawabkan diri kita sendiri.
وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
Dan
barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka
menyiapkan (tempat yang menyenangkan) (ar-Rûm/30: ayat 44)
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا
يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ
Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri (an-Naml/27: ayat 40)
“Ketiga,
Sungguh aku mengetahui sesungguhnya Allah melihat saya maka oleh karena nya aku
meninggalkan maksiat.”
Allah melihat kita dimanapun, oleh karena itu aku malu jika aku melakukan maksiat.
Allah melihat kita dimanapun, oleh karena itu aku malu jika aku melakukan maksiat.
وَاتَّقُوا اللَّهَ
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 233)
وَاللَّهُ بَصِيرٌ
بِالْعِبَادِ
“Dan
Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”(QS. Ali Imran: 15, 20)
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا
كُنْتُمْ ۚوَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia
bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا
الرَّحْمَٰنُ ۚإِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
“Tidak
ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha
Melihat segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk: 19)
“Keempat,
Dan aku mengetahui bahwa kematian itu sedang menungguku. Oleh karena itu
aku menyiapkan amal sebagai bekal pertemuanku dengan Allah.”
Jika beramal, jangan hanya memikirkan dunia, pikirkan juga agar amal itu juga dapat menjadi bekal untuk menghadap dengan Allah.
Jika beramal, jangan hanya memikirkan dunia, pikirkan juga agar amal itu juga dapat menjadi bekal untuk menghadap dengan Allah.
قُلْ إِنَّ
الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ
إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
Jumu’ah: 8).
وَمَا
جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi
seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya’: 34).
كُلُّ مَنْ
عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ
ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan
tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar
Rahman: 26-27).
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan
merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik
ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal
yang pasti.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 163).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar